DENPASAR – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bali International Institute of Tourism Management Sahid Bali menggandeng Elizabeth International School guna meningkatkan kompetensi dan profesionalisme para lulusannya. Lewat kerja sama ini, para mahasiswa STIE BIITM Sahid Bali nantinya menggunakan berbagai fasilitas perkuliahan di kampus Elizabeth International. Ketua STIE BIITM Sahid Bali, Dr Ejasa Sembiring M.Si mengatakan ruang lingkup kerja sama mencakup penggunaan lab food and beverages service, housekeeping, front office dan lainnya di Kampus Elizabeth International sebagai kampus dua STIE BIITM Sahid Bali. “Dengan kerja sama ini, pilihan lokasi kampus bagi para calon mahasiswa dan mahasiswi yang kuliah di STIE Sahid Bali akan bertambah,” katanya usai meneken nota kerja sama dengan CEO Elizabeth International School I Nyoman Sukadana, AM.Par, SE.
Saat ini, sarana kampus STIE Sahid Bali berada di Jalan Bulu Indah No.95 Denpasar, Bali. Nantinya, calon mahasiswa baru memiliki alternatif pilihan lokasi kuliah yakni, di kampus Jalan Hayam Wuruk No.226B Denpasar, Bali. Tambahan lokasi kampus ini memiliki nilai strategis karena dilengkapi laboratorium praktik antara lain, front office, restaurant, kitchen-bar, dan housekeeping. “Kerja sama ini untuk memperkaya wawasan dan keahlian di bidang kepariwisataan dan perhotelan bagi mahasiswa dan mahasiswi sehingga meningkatkan kompetensi agar nantinya memiliki kecakapan saat terjun di dunia kerja. Apalagi saat ini, sektor pariwisata dan perhotelan di Bali berkembang sangat pesat,” katanya. Ejasa Sembiring mengacu pada Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali yang dirilis pada 3 Desember 2018. Dalam data tersebut disebutkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 517.889 kunjungan pada Oktober 2018, naik 11,35% dibandingkan Oktober 2017. Kedatangan wisman lewat bandar udara sebanyak 515.859 kunjungan dan pelabuhan laut 2.030 kunjungan. Menurut dia, kedatangan wisatawan ini harus direspon dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang profesional di bidang pariwisata dan perhotelan seiring perkembangan industri parwisata di Bali. Bertambahnya jumlah kedatangan wisman ini akan memberikan nilai tambah dan menggerakkan ekonomi masyarakat. Misalnya, tumbuhnya produksi dan perdagangan berbagai produk kerajinan tangan skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), culinary, travel, dan destinasi baru bagi wisatawan.
Kecakapan di bidang tourism dan perhotelan yang dimiliki para lulusan STIE Sahid Bali juga diharapkan ikut menyumbang perkembangan sektor pariwisata di Provinsi Bali. Khususnya ikut mempertahankan agar Provinsi Bali tetap menjadi destinasi yang nyaman dan aman untuk menginap bagi wisatawan mancanegara pada masa mendatang. Pada Oktober 2018, rata-rata lama menginap tamu pada hotel berbintang di Provinsi Bali kisaran 3.07 hari, naik 0,01 poin di bandingkan rata-rata lama menginap tamu pada September 2018. Namun, rerata waktu menginap wisatawan di hotel di Bali menurun 0,04 poin dibandingkan Oktober 2017 yang tercatat rerata 3,11 hari. Tren penurunan juga terjadi pada hunian non bintang, rerata tamu menginap pada Oktober 2018 selama 2.41 hari, menurun 0.10 poin dibandingkan pada Oktober 2017 tercatat selama 2.51 hari. “Kami tetap optimistis mampu memberikan SDM yang bekerja secara profesional sehingga memberikan service yang memuaskan sesuai dengan perkembangan dan dinamika di sektor industri pariwisata. Khususnya menyongsong perkembangan sektor pariwisata dalam era industri 4.0,” pungkasnya. (*)