DENPASAR – Pengembangan Danau Toba kini tengah menjadi perhatian pemerintah. Berbagai destinasi wisata di tempat itu akan terintegrasi lewat pengembangan infrastruktur jalan, bandara, pelabuhan, hingga ketersediaan hotel kelas internasional. Oleh karena itu, pemerintah mengucurkan dana Rp 2.2 trillion, terbesar dari total Rp 6.4 triliun anggaran untuk destinasi super perioritas lainnya, seperti Boroburudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Untuk kesekian kalinya, Presiden Joko Widodo kembali mengunjungi Dana Toba pada Juli 2019 guna memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur dan destinasi wisata di kawasan super perioritas itu pada tahun ini. Dalam kunjungan kerja itu, Kepala Negara menyempatkan berkunjung ke Geosite Sipinsur di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) dan meninjau aksesibilitas di Pelabuhan Penyeberangan Muara di Kabupaten Tapanuli Utara.
Saat di Geosite Sipinsur, Presiden menginginkan Danau Toba menjadi sebuah tempat yang wajib untuk dikunjungi bagi wisatawan yang pengembangan infrastrukturnya dengan investasi yang besar. “Ini membutuhkan investasi besar dan membutuhkan anggaran dari APBN juga besar. Sehingga kombinasi antara Investasi dan APBN itulah yang bisa mengintegrasikan sehingga Danau Toba menjadi destinasi berkelas,” kata Presiden Joko Widodo dalam siaran pers beberapa waktu lalu.
Kepala Negara juga menyampaikan saat ini sudah terdata di sekitar Danau Toba memiliki 28 destinasi wisata yang terbagi menjadi 4 cluster dengan konsep berbeda, mulai dari sejarah, budaya, alam, dan masih banyak lagi. “Kita akan bekerja mulai tahun 2019 dan Insya Allah selesai pada 2020,” katanya.
Terkait isu lingkungan di sekitar Danau Toba, Presiden pun berjanji akan membenahi sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya. Tidak hanya infrastruktur, destinasi wisata, SDM, tapi juga lingkungan.
“Perbaikan produk itu tidak hanya destinasi wisatanya saja namun harus terintegrasi baik produknya, SDM, kemasan, dan brandnya. Sehingga mempunyai diferensiasinya dengan destinasi lain sehingga kalau wisatawan datang ke Indonesia itu berbeda-beda. Bali beda, Mandalika berbeda, dan lainnya,” kata Presiden Jokowi.
Terkait aksesibilitas, Presiden mengatakan saat ini jalan keliling Samosir tersisa 21 kilometer yang belum terselesaikan dan nantinya akan terus tersambung. “Kita bekerja dengan rancangan yang besar sehingga dalam pelaksanaan bisa diimplementasikan dengan baik,” kata Presiden.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mendorong pengembangan atraksi di kawasan Danau Toba untuk menambah daya tarik bagi wisatawan. Salah satu atraksi yang bisa dikembangkan adalah ekowisata, kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam di Taman Eden 100.
Menurut dia, kawasan Taman Eden 100 sangat cocok bagi wisatawan yang ingin mencari pengalaman baru berwisata. “Taman Eden itu tamannya Adam dan Hawa, berlatar hutan yang sangat bagus dan sejuk. Sangat cocok bagi wisatawan yang ingin mencari pengalaman baru berwisata,” kata Menpar Arief.
Taman yang ditumbuhi 100 jenis tanaman berbuah ini terletak di atas ketinggian 1.100 sampai dengan 1.750 meter di atas permukaan laut. Taman ini juga memiliki pesona alam indah lainnya, seperti Air Terjun, Goa Kelelawar, Bukit Manja dengan pemandangan Danau Toba, juga Kebun Anggrek Toba.
Di kawasan Danau Toba juga terdapat ‘The Caldera Toba Nomadic Escape’ yang terletak di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Tempat wisata ini berdiri di Lahan Zona Otorita Pariwisata Danau Toba, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara seluas 386 hektare.