DENPASAR – Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi modal penting dan utama bagi Indonesia dalam memasuki era ekonomi digital. Oleh karena itu, Pemerintah mendorong berbagai pihak agar terlibat mencetak lebih banyak SDM andal di semua bidang. Di sektor pariwisata, Kementerian Pariwisata menerbitkan kebijakan 3C yakni, curricullum, certification, dan center of excellence guna perbaikan mutu SDM dalam persaingan global.

Seperti dikutip dalam siaran pers Kemenpar terkait Pidato Kenegaraan Presiden RI saat HUT Ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI, Presiden Joko Widodo mengatakan saat kondisi ekonomi negara-negara lain melambat, maka perekonomian Indonesia harus mampu tetap tumbuh. “Situasi krisis harus kita balik sebagai peluang, kita harus jeli. Kita manfaatkan kesulitan sebagai kekuatan untuk bangkit, untuk tumbuh, untuk Indonesia maju,” kata Presiden Jokowi.

Kepala Negara mengatakan salah satu kunci kesuksesan dapat diraih dengan terus meningkatkan daya saing nasional dan dengan bertumpu pada kualitas SDM. Ketersediaan SDM yang berkualitas merupakan modal penting memasuki era ekonomi berbasis digital. Berbagai program pembangunan SDM harus disiapkan, untuk memastikan bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan. “Kita bangun generasi bertalenta yang berkarakter dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi,” kata Presiden Jokowi.

Indonesia memiliki modal awal untuk bersaing di tingkat global karena jumlah penduduknya nomor empat terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia berusia muda dengan kelas menengah tumbuh dengan pesat. “Saya yakin dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM, Indonesia dapat segera mewujudkan visinya menjadi negara maju. Dengan tekad tersebut, tema kebijakan fiskal tahun 2020 adalah APBN untuk akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas SDM,” katanya.

Strategi 3C

Sejalan dengan itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan guna meningkatan kualitas SDM di bidang pariwisata pihaknya menerapkan strategi 3C antara lain, curriculum, certification, dan center of excellence. Dengan strategi ini, lembaga pendidikan di sektor pariwisata diharapkan mencetak SDM unggul dan memiliki kompetensi trampil guna merespon geliat kebangkintan sektor pariwisata di Indonesia.

Curriculum peningkatan SDM Pariwisata mengacu pada standar global baik dari sisi lulusan, dosen, dan institusi pendidikan. Standar internasional kurikulum yang dimaksud mengacu pada TedQual Certification dari UNWTO yang dikenal sangat bergengsi.

Certification yang di maksud yakni 100% lulusan SDM Pariwisata harus mendapatkan sertifikasi berskala ASEAN yaitu MRA-TP (Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professional). Pada tahun 2014, jumlah SDM pariwisata yang sudah tersertifikasi mencapai 125 ribu dan pada tahun 2019 pemegang sertifikat MRA-TP akan meningkat menjadi 500 ribu orang. Sementara itu, untuk kalangan dosen lembaga pendidikan pariwisata telah dilakukan sertifikasi CHE (Certified of Hospitality Educator). Sertifikasi ini dibertikan tidak hanya untuk lulusan dan dosen, tapi juga untuk institusinya. Untuk institusi pendidikan pariwisata bisa menggunakan Center for World University Ranking (CWUR) untuk program Studi Hospitality, Leisure, Sport, and Tourism.

Sedangkan, Center of Excellence adalah keenam PTN-Pariwisata memiliki spesialisasi tertentu yang mengacu pada resources dan advantages. STP Bali diarahkan jadi center of excellence cultural tourism. STP NHI Bandung jadi center of excellence halal tourism, Poltekpar Lombok jadi center of excellence culinary tourism, Poltekpar Makassar center of excellence wisata maritim, Poltekpar Palembang center of excellence sports tourism, Poltekpar Medan center of excellence wisata geopark.

Leave a comment