DENPASAR – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bali gelar acara Wisuda ke XIII dan Dies Natalis ke XXII di Hotel Grand Inna Sanur pada, Kamis 24 Maret 2022 dengan protokol kesehatan yang ketat.
Ketua Yayasan Runata yakni Lusia Vreyda Adveni, S.T., M.M. ketika ditemui mengatakan kegiatan wisuda dan dies natalis ini merupakan suatu kebanggaan. “Merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa, pada kesempatan hari ini. Inilah pertama kalinya, STIE BIITM menyelenggarakan wisuda di bawah naungan Yayasan Runata.”
“Terima kasih banyak atas semua pihak yang telah membantu proses alih kelola yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama bertahun-tahun hingga astungkara pada Oktober akhir tahun kemarin 2021 pengelolaan STIE BIITM sudah dibawah naungan Yayasan Runata sebagai badan penyelenggaranya,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, tentu saja dalam kondisi ini menjadi tantangan tersendiri untuk menghadapi era disruptif teknologi digital.Saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang di akselerasi oleh adanya perkembangan teknologi informasi dan inovasi yang mengubah sistem dan tatanan bisnis.Model bisnis yang ada pun dapat berubah dengan cepat. Trend modal transportasi menjadi online, cara pembayaran beralih ke sistem digital, bidang kesehatan dulu perlu antre mendaftar berobat jalan antre ke klinik dan ke rumah sakit sekarang konsultasi dengan dokter bisa secara online, teknologi chat box dapat membantu menjawab pertanyaan.
“Dalam bidang pendidikan pun tantangan yang dihadapi perguruan tinggi tidaklah mudah, dahulu semua orang mendaftarkan belajar ke lembaga pendidikan terpercaya. Saat ini dengan bantuan teknologi banyak sekali bermunculan aplikasi pelatihan online, dengan pendaftaran yang cukup mudah. Meskipun tidak secara langsung bersaing dengan PT namun saya melihat ada pergeseran tren pendidikan ke arah on demand education,” imbuhnya. Ia pun turut memberikan contoh, seperti munculnya berbagai macam akses platform pembelajaran.Ia pun juga menekankan bahwa, Disrupsi Industri dari Teknologi Itu Nyata. Tentu saja hal tersebut perlu disikapi dengan adaptif dan tidak resisten terhadap perubahan karena satu-satunya yang tidak berubah dalam dunia ini adalah perubahan itu sendiri.
“Kita pasti akan menghadapi fenomena ini. Adanya transformasi skill, transformasi pekerjaan dan lapangan pekerjaan, serta transformasi sosial terhadap perilaku digital masyarakat membutuhkan kesiapan kita,” paparnya.
Pada kesempatan ini, ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua mahasiswa yang telah mempercayakan pendidikan putra-putrinya di STIE BIITM.
Juga kepada para donatur yang telah mendukung penyelenggaraan pendidikan.