DENPASAR – Pemerintah menagetkan kunjungan turis dari 10 negara kawasan ASEAN kembali tumbuh (rebound) tinggi seiring penerapan protokol kesehatan di era new normal. Meski pada empat bulan pertama tahun ini kunjungan turis menurun, namun data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan turis dari ASEAN tetap yang terbanyak di antara turis dari kawasan Amerika, Eropa, Afrika, dan Timur Tengah.

Data BPS pada 8 Juni 2020 memperlihatkan, turis dari 10 negara ASEAN mencapai 68.949 orang atau 43,08% dari total 160.042 turis pada April 2020. Kunjungan turis Malaysia sebanyak 62.356 orang atau 90,43% dari total 68.949 turis dari ASEAN. Meski volume kunjungan turis menurun, namun persentase kunjungan turis asal Malaysia ini konsisten naik dari bulan sebelumnya dibandingkan negara lainnya di ASEAN.

Penurunan kunjungan turis dari negara ASEAN lainnya, seperti Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, Brunei Darussalam, dan Myanmar sangat tinggi dibandingkan kunjungan pada Maret 2020. Bahkan jumlah kunjungan wisman dari enam negara tersebut jauh di bawah turis asal Philipina dan Singapore yang tercatat sebanyak 1.446 orang dan 2.141 orang pada April 2020.

Menyikapi penurunan ini, pelaku industri pariwisata berharap kunjungan turis dari negara tersebut kembali tumbuh seiring penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata, khususnya di Bali. “Protokol tersebut akan diterapkan pada setiap sektor pariwisata antara lain transportasi, akomodasi, restoran, dan seluruh objek pariwisata,” kata I Putu Winastra, Sekretaris ASITA Bali dalam International Webinar Tourism in Indonesia untuk pasar Thailand dan Indochina bertema “Bali Alright” dikutip dari siaran pers.

Dia mengatakan saat ini industri dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali sedang mempersiapkan diri menghadapi kenormalan baru pariwisata dengan penerapan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan. Protokol telah disiapkan berdasarkan customers journey yang fokus terhadap tiga hal utama yaitu, kebersihan, kesehatan, dan keamanan.

Hal itu dilakukan mulai dari para wisatawan yakni, memenuhi berbagai persyaratan sebelum berangkat ke Bali seperti, surat pernyataan bebas COVID-19, itinerary, tanggal kedatangan, dan lainnya sesuai syarat yang ditetapkan pemerintah. Untuk protokol saat wisatawan tiba di bandara juga disiapkan, misalnya, saat melakukan aktivitas tur hingga kembali ke bandara untuk penerbangan pulang ke negara asal.

Dia mengatakan negara-negara terdekat seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam bisa menjadi andalan untuk menunjang pariwisata Bali saat nanti dibuka untuk pasar internasional.

M Yansverio, Regional CEO for Jakarta Raya Region PT Garuda Indonesia mengatakan Bali merupakan destinasi unggulan untuk Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik dan internasional. Garuda Indonesia mendukung industri pariwisata dan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata di Bali pasca dinyatakan kembali terbuka.

“Untuk menyambut normal baru, Garuda Indonesia menerapkan protokol Cleanliness, Health, and Safety (CHS) serta menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan perjalanan dengan pesawat udara,” kata Yansverio.

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya mengatakan pelaksanaan webinar ditujukan menyampaikan kebijakan dan informasi terkini mengenai destinasi wisata di Indonesia. Termasuk memfasilitasi pelaku industri pariwisata Thailand, Vietnam, dan Myanmar dengan Indonesia untuk mempertahankan hubungan kerja sama menghadapi tatanan kenormalan baru pariwisata.

“Webinar ini merupakan wadah kehadiran Indonesia di pasar Thailand, Vietnam, dan Myanmar dalam menjalin kerja sama dengan sejumlah mitra industri pariwisata. Pemerintah memberikan product update kepada industri di Thailand dan Indochina terkait program yang telah dikerjakan guna mempersiapkan destinasi wisata menyambut kembali kunjungan wisatawan,” kata Nia Niscaya.

Saat ini, Kemenparekraf telah menyiapkan standar protokol bagi seluruh pemangku kepentingan pariwisata dalam program CHS. “Kami berharap pelaku industri pariwisata Thailand, Vietnam dan Myanmar mendapatkan gambaran terkait penerapan protokol new normal dalam hal ini adalah protokol CHS di Indonesia, khususnya Bali. Sehingga dapat memberikan insight terkait pembuatan dan penjualan produk wisata Indonesia di masa mendatang,” katanya.

Leave a comment