Senin, 26 Agustus 2019, di Hotel Aston Denpasar.

Civatas Akademika STIE BIITM yaitu Anak Agung Istri Ngurah Dyah Prami S.Sos., M.A. dan I Wayan Astawa, S.E., M.M. hadir dalam mengikuti Seminar Budaya Mutu Kepada Pimpinan Perguruan Tinggi yang membahas tentang Perguruan Tinggi (PT) saat ini ditantang untuk siap menghadapi berbagai perubahan disruptif. Diperlukan lompatan-lompatan dalam perkembangan inovasi, khususnya pada pelayanan publik. Untuk menghadapi kondisi tersebut, diperlukan pemimpin yang mampu berinovasi yaitu pemimpin yang mampu metransformasikan keadaan sekarang menuju pada keadaan yang lebih baik di masa mendatang; pemimpin yang mampu membuat PT bertahan dan meningkatkan daya saing saat ini dan di masa depan; pemimpin yang berkomitmen tidak hanya moril tetapi juga materiil. Dengan kata lain, pemimpin yang akan membawa PT nya pada peningkatan kualitas yang berorientasi pada budaya mutu. 

Dalam rangka mempercepat terwujudnya budaya mutu, Direktorat Penjaminan Mutu, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah meluncurkan berbagai macam program, diantaranya: 1) Diseminasi SPMI, 2) Lokakarya SPMI, 3) Lokakarya Penyusunan Dokumen SPMI, 4) Lokakarya AMI, 5) Pendampingan AMI, 6) Lokakarya Calon Pelatih Nasional, 7) Bimbingan Teknis, 8) Seminar Budaya Mutu, 9) Klinik online SPMI, 10) Penguatan pendidikan kedokteran melalui uji kompetensi, 11) Hibah Program Asuh PT Unggul, 12) Program Penguatan Kopertis dalam Penjaminan Mutu Prodi, dll. hingga yang terakhir adalah program Jejaring Penjaminan Mutu. 

Permenristekdikti No. 62 tahun 2016 tentang SPM Dikti, menyebutkan bahwa SPM Dikti bertujuan menjamin pemenuhan Standar Pendidikan Tinggi secara sistemik dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu. PT harus menguatkan SPMI yang luarannya akan digunakan oleh SPME. Sesuai dengan amanat Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang diubah dengan Permenristekdikti Nomor 50 tahun 2018, menyebutkan bahwa setiap PT wajib menyusun standar pendidikan tinggi secara internal yang diharapkan melampaui standar nasional. Pertanyaannya, sudahkan PT kita di Indonesia dijalankan atau dikelola berdasarkan standar pendidikan tinggi? 

Harapan Indonesia untuk memiliki PT kelas dunia telah direspon oleh beberapa PT dengan membangun budaya mutu pendidikan tinggi dan membangun mutu PT. Beberapa pengalaman dalam membangun budaya mutu pada Seminar hari ini disampaikan dengan baik oleh PT Universitas Udayana (Unud) Denpasar, Institut Tennologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas AMIKOM Yogyakarta. 

Unud berbagi pengalaman dalam membangun budaya mutu di PT dengan fokus pada visinya, yaitu terwujudnya PT yang unggul, mandiri, dan berbudaya, dengan menyusun road map pencapaian yang terukur. Dari milestones yang ditetapkan, Unud menetapkan 4 pilar (a) kelembagaan (tata kelola, kerjasama), (b) sumber daya (SDM, asset, keuangan, dan informasi, (c) tri dharma (pendidikan, penelitian, pengabdian), dan (d) sarpras (ruang kuliah dan lab, dormitory, pengembangan diri). Strategi untuk meningkatkan budaya mutu di Unud meliputi (a) penguatan implementasi SPMI pada semua aras dan (b) melakukan reformasi birokrasi, salah satunya dengan pemanfaatan dan penguatan sistem informasi yang terintegrasi dengan TIK yang disebut Integrated Management Information System of Unud (IMISSU), pelayanan publik secara prima. Semua rekam jejak civitas akademika terekam dengan baik pada program IMISSU tersebut. 

PT yang berkualitas dengan orientasi budaya mutu membutuhkan kepemimpinan dan manejemen perubahan. Hal tersebut menjadi topik yang disampaikan oleh Rektor ITS Surabaya, yang menyatakan bahwa leadership atau kepemimpinan merupakan kemampuan seorang pimpinan dalam memberdayakan seluruh sumberdaya yang berada di bawah kendalinya untuk mencapai tujuan organisasi secara maksimal. Tugas seorang pemimpin adalah menyelesaikan sesuatu dan membuat sesuatu itu terjadi dengan komitmen sesungguhnya, keterlibatan pemimpin senyatanya. Diungkapkan ada empat kerangka kepemimpinan (Kerangka A, Kerangka B, Kerangka C, Kerangka D) yang ditinjau dari aspek fokus pelayanan, kepemimpinan personal/tim, dan maturity. Selanjutnya, memaknai perubahan di dalam organisasi merupakan hal penting bagi pemimpin PT saat ini. Hal yang disebut terakhir ini, memerlukan kepekaan dari seorang pemimpin dalam mengidentifikasi karakterkan wacana atau jenis perubahan organisasinya yang bisa terjadi secara terencana atau tidak terencana. 

Universitas Amikom yang dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi IT swasta di Yogyakarta membangun budaya mutu melalui berbagai usaha kreatif dan inovatif dalam rangka memajukan pendidikan. Universitas Amikom Yogyakarta juga telah mampu menciptakan lingkungan kreatif dengan cara mengedepankan budaya kreatif lewat kolaborasi penelitian. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan industri kreatif di kampusnya berupa produksi film animasi. Perkembangan industri film animasi di pasar global termasuk di Indonesia, berperan besar dalam percaturan industri film animasi dunia. Penjaminan mutu PT menerapkan balanced scorecard (BSC). Amikom memiliki value yang diformulakan dengan AMIKOM CULTURE: Purpose – Caring – Learning – Enjoyment. Diungkapkan bahwa, keberhasilan film “Battle of Surabaya” menembus pasar dunia. Trailer film ini telah meraih sejumlah penghargaan internasional yaitu Most People’s Choice Award IMTF (International Movie Trailer Festival) 2013 dan Nominee Best Foreign Animation Award 15th Annual Golden Trailer Award 2014, menandai dimulainya langkah besar industri film animasi Indonesia di pasar global. Hal inilah yang menjadi pondasi dalam mengembangkan wirausaha dengan membuat sejumlah unit bisnis, baik di bidang IT, animasi, ataupun media, yang oleh Universitas Amikom keuntungannya dialokasikan untuk pengembangan kampus. Konsep ini membuat pembiayaan di Universitas Amikom menjadi tetap terjangkau, karena tidak hanya berasal dari dana mahasiswa saja, namun juga berasal dari unit bisnis Universitas Amikom. 

Mengingat mutu pendidikan tinggi merupakan perintah undang-undang, maka komitmen Pemimpin PT dalam mengimplementasikan SPMI menjadi sebuah keharusan. Komitmen Pimpinan yang hadir pada Seminar Budaya Mutu Perguruan Tinggi di Denpasar, yang dalam hal ini diwakili oleh Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi dan Pimpinan Pergguruan Tinggi di Wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, dan sekitarnya, pagi hari ini Senin, 26 Agustus 2019 telah mendeklarasikan – dengan membaca dan menandatangani naskah deklarasi – komitmen untuk mengembangkan budaya mutu, melalui fasilitasi dan implementasi SPMI di PT masing-masing. Semoga hal tersebut terwujud. Amin.